Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
Aku Sami Lumekti Harjana. Punya kehidupan yang biasa seperti remaja lainnya, tapi kehidupan biasa itu membuat saya menjadi luar biasa

Rabu, 28 September 2011

Im nothing without my parents :')

Namaku Sami Lumekti, tapi biasanya orang memanggilku Ami atau Mbak Ami. Dilahirkan di tengah keluarga yang sederhana, dilahirkan dengan kondisi yang tidak normal karena mengidap penyakit kuning,dilahirkan dengan penuh perjuangan ibu yang mengalami pendarahan hebat. Aku cucu pertama dari kedelapan cucu kakek dan nenek yang aku sayangi.
                Hari demi hari, aku tumbuh menjadi balita yang sering menangis ,aku tumbuh menjadi gadis kecil yang galak dan tak mau kalah, aku tumbuh menjadi seorang anak perempuan yang pintar dan tukang gugup, aku tumbuh menjadi remaja pemikir namun santai, aku tumbuh menjadi gadis 18 tahun yang menyayangi keluargaku.
                Aku menyayangi keluargaku sepenuh hati. Walaupun banyak orang menyangka hubunganku dengan kedua orang tuaku seperti kebanyakan hubungan anak dan orangtua , namun aku merasa saat ini aku lebih menyayangi kedua orang tuaku dibanding saat-saat sebelumnya. Jerih payah mereka mendidikku,menyayangiku,membiayaiku sampai saat ini membuat aku berpikir, bahwa aku tidak akan bisa hidup tanpa mereka, jika suatu saat mereka tiba-tiba meninggalkanku untuk selamanya. Oke, bisa dibilang hidupku berkecukupan walaupun aku bukan orang kaya.    Kedua orangtuaku memberi segala fasilitas yang lengkap untuk menunjang pendidikanku dan sarana bermainku. Betapa baiknya mereka. Mereka mengajariku bagaimana menjalani hidup yang sederhana,bagaimana menghargai orang lain,bagaimana cara mengatur waktu,dan yang terpenting mereka mengajariku bagaimana cara bersosialisasi. Buatku yang terpenting dalam hidup ini adalah “bersosialisasi” . sepintar atau sepandai apapun manusia, jika dia tidak bisa bersosialisasi maka mereka“nothing”. Namun sebaliknya, orang biasa yang mampu bersosialisasi,maka  dia bisa menjadi orang yang luar biasa.
                Bapak mengajariku bagaimana menjadikan semua tantangan hidup ini sebagai tanggung jawab,  bukan sebagai beban. Asal ada niat dalam hati, maka tanggung jawab pun akan tumbuh dengan sendirinya. Ibu mengajariku bagaimana menjaga diri sebagai seorang perempuan, bagaimana bersopan santun,selalu sederhana dalam berpakaian dan beliau mengajariku bagaimana menghargai setiap uang yang kita punya. Kedua orangtuaku mengajari banyak hal dalam hidup yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu. Namun semakin bertambahnya umur, aku menyadari, bahwa merekalah yang melancarkan segala rezekiku, merekalah yang membuatku dilihat oleh orang lain dan dianggap ada,merekalah yang membuatku mempunyai banyak teman.
                Aku tidak akan bisa seperti sekarang tanpa doa dari mereka, akan aku buktikan bahwa aku mampu menjadi “orang” ,akan ku serahkan gaji pertamaku buat mereka berdua,akan kuberikan adikku sebuah gadget entah aku tak tau akan memberikan apa padanya. Tapi, impianku yang terkecil, aku ingin memiliki kamar sendiri dan menentukan warna kamarku sendiri. Di rumah yang luasnya 70 meter itu aku ingin,aku memiliki kamar sendiri dan total semua yang ada di dalamnya itu semua barang-barangku. Itu impianku dari aku SD. Mungkin itu konyol, tapi aku yakin, semua anak perempuan pasti ingin memiliki kamar sendiri.
                Semoga kedua orangtuaku bisa melihat dan merasakan kesuksesan yang aku raih, semoga kedua orangtuaku selalu diberi kesehatan, umur panjang, sehingga mereka masih bisa mendidikku dan memperingatiku sampai aku dewasa nanti, semoga mereka bisa menimang cucu dari anak-anakku, dan semoga aku bisa selalu membahagiakan mereka sampai tua nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar